Jumat, 23 Desember 2016


TUGAS KELOMPOK ILMU BUDAYA DASAR

 

ANALISIS KASUS DUGAAN PENISTAAN AGAMA YANG DILAKUKAN AHOK DILIHAT DARI SUDUT PANDANG ILMU BUDAYA DASAR”


 

NAMA KELOMPOK:

 

-DESIRE VERONICA

-DIMAS AJIE PANGESTU

-FEBRI KURNIAWAN

-NURUL HIDAYAH

-RINI DARAINI

- VIQRI HIDAYATULLAH 

 

 

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2016


 
KATA PENGANTAR
 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “ Pengaruh lingkungan keluraga terhadap hubungan orang tua dan anak “ ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, Kami tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini terutama untuk Dosen kami, selaku Pembimbing Mata Kuliah  perkembangan peserta didik, Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan serta teman-teman yang telah membantu.

Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan makalah ini sangat kami  harapkan.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita pada umumnya dan bagi kami khususnya.

 
BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

Dalam era zaman yang sekarang ini, media social sangatlah marak penggunanya dan banyak isu-isu yangbertebaran tentang masalah ahok ini , sudah dijelaskan dalam akun media socialnya milik ahok bahwa ia tidak bermaksud menistakan agama, tetapi ormas islam tetap elaporkan ahok ke polisi.


BAB II

PEMBAHASAN

 

Pada dasarnya permasalahan ini hanyalah soal pengucapan bahasa dan pemahaman , berikut kita lihat uraianbsedikit mengenai surat al-maidah ayat 51 yang dimulai dari terjemahannya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Dari kutipan surat diatas jelas bahwa dilarang memilih pemimpin dari golongan non muslim, terlepas dari itu apakah pernyataan tersebut mengajak masyaratkat ataukah ada tujuan lain.

Adapun pertanyaan yang dapat diambil dari sini adalah :

“Apakah ahok mngetahui sejarah mendalam surat al-maidah ayat 51 atau tafsiran ayatnya secara mendalam? Mungkin saat ahok berkata-kata soal dibohongi pake al-maidah , ia hanya berkata lurus saja dengan pengetahuannya soal memilih pemimpin?’

Menurut Peneliti Bahasa,   Badan Bahasa Kemendikbud (Ralat: Sebelumnya tertulis Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Yeyen Maryani, kata dibohongi adalah kalimat yang pasif. 

"Jadi dibohongi itu kan kalimat pasif. Sebetulnya ada subjeknya yang dihilangkan. Di dalam konteks sebelumnya itu adalah bapak ibu gitu ya, bapak ibu dibohongin itu sebagai predikatnya pakai surat itu adalah keterangan. Dalam konteks itu berarti yang dimaksudkan dibohongin dengan menggunakan. Jadi itu ayat itu dipakai sebagai alat membohongi bapak ibu yang di dalam konteks sebelumnya itu, gitu," papar Yeyen kepada KBR, Selasa (1/11/2016).

Yeyen menjelaskan dari sisi bahasa harus melihat konteksnya mengacu kemana.

"Jadi dibohonginnya tidak mengacu pada ayatnya sebetulnya, tapi ayat itu dipakai sebagai alat untuk membohongi. Permasalahannya apakah yang membuat pernyataan itu, kan tidak menyatakan bahwa surat itu bohong kan gitu ya, tetapi menggunakan alat dengan ayat itu. Jadi memakai ayat itu sebagai alat membohongi orang, kan gitu maksud sintaksisnya," ujarnya. 

Dalam transkrip yang beredar seputar ucapan Ahok  di pulau Seribu tertulis, "Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa). Itu hak bapak ibu, ya."  

 

BAB III

PENUTUP

 

A.     KESIMPULAN

Pada dasarnya kita tidak haus menjadi sebuah ahli bahasa ataupun lainnya untuk memahami ahok bersalah atau tidak, kita lihat saja dari sudut pandang kita sendiri, sebenarnya tidak mungki seorang ahok yang mempunyai jabatan bahkan akan mencalonkan diri lagi membom dirinya sendiri istilahnya , karena dia hidup di lingkungan yang agamanya mayoritas bahkan mencalonkan menjadi pemimpin.

 

B.     SARAN

Seharusnya dalam berkata-kata harus memilih kata-kata yang baik dalam penyampaiannya agar tidak menimbulkan kesalah pahaman seseorang, karena kata-kata itu lebih tajam dari sebilah pisau, sedikit saja kita salah berkata akan beda makna dan pemahaman setiap orang.


DAFTAR PUSTAKA

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar