Jumat, 11 November 2016

kontkes keadilan


 

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

 


Anggota Kelompok:

·         Desire Veronica          (11216591)

·         Dimas Ajie Pangestu   (12216027)

·         Febri Kurniawan         (12216748)

·         Nurul Hidayah                        (15216620)

·         Rini Daraini                 (16216437)

·         Viqri Hidayatullah      (17216558)

 

 

FAKULTAS EKONOMI

 

JURUSAN MANAJEMEN

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016

 

1

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Penegakan Hukum Indonesia, Tajam di Bawah Tumpul di Tumpul” ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, Kami tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini terutama untuk Dosen kami Bapak Normansyah Banowo, dan Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan serta teman-teman yang telah membantu.

Dengan penuh kesadaran bahwa tak ada gading yang tak retak, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan. Segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan makalah ini sangat kami  harapkan.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita pada umumnya dan bagi kami khususnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………...                    i

Daftar Isi………………………………………………………………                     ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….                    3

         Latar Belakang………………………………………………………               3

         Rumusan Masalah…………………………………………………...               3        

         Tujuan Penulisan………………………………………………….....               3        

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..                    4

         Pengertian konteks keadilan …..……………………………………               4.1

         Pengaruh keadilan terhadap masyarakat.…………………………….              4.2      

BAB III PENUTUP……………………………………………………………                   5

         Kesimpulan……………………………………………………….....               5.1

         Saran………………………………………………………………...               5.1

         Daftar Pustaka………………………………………………………               6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

·         Pengertian Konteks Keadilan

Keadilan merupakan suatu yang berkaitan pada sikap dan tindakan di dalam hubungan antar manusia yang bermakna akan sebuah tuntutan supaya sesamanya bisa memperlakukannya sesuai dengan hak dan kewajibannya. Arti dari pribahasa “Tajam di bawah, tumpul di atas” mempunyai makna yaitu penegakan hokum di Indonesia tidak sama antara rakyat kecil dan para pejabat Negara, contohnya para koruptor di Negara ini hanya di beri hukuman 3 Tahun penjara, sedangkan seorang yang mencuri sandal saja dapat di hukum berat. Hal ini jelas melanggar UUD pasal 28 B ayat 1 yang berbunyi “ setiap orang berhak atas pengakuan,  jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum” dari pengertian ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa setiap orang berhak di perlakukan sama di hadapan hukum. Tidak peduli status sosialnya, baik dia pemulung sampai presiden sekalipun harus di perlakukan sama di hadapan hukum.

 

·         Pengaruh Keadilan

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) setiap tahun anggaran wajib hukumnya melakukan audit terhadap penggunaan anggaran di masing-masing Kabupaten/Kota se-Indonesia. Seperti halnya di Kota Pematangsiantar, BPK selalu rutin turun untuk mengaudit keuangan Pemerintah Kota (Pemko) mulai dari pemasukan dan penggunaan anggaran. Namun masih belum pernah terdengar bahwa Kejaksaan Negeri (Kejari) Siantar menindaklanjuti hasil temuan BPK RI tersebut.

 

Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Komisi Pemantau Pengadaan Barang dan Jasa (KP2BAJA) Pancasila Sibarani. Ia mengatakan bahwa temuan BPK bukan delik aduan, karena yang dirugikan adalah negara. "Tanpa ada pengaduan pun, Kejari sebagai lembaga hukum yang dipercayakan negara melakukan pemantauan terhadap pelanggaran hukum harus bertindak tegas. Membuka mata terhadap setiap pelanggaran yang terjadi. Jangan menutup mata, apalagi persoalan yang menyangkut masyarakat banyak,"kata Pancasila, Kamis (21/2/2013).

 

Untuk tahun 2012, kata Pancasila, hasil audit BPK RI menemukan kejanggalan terhadap penggunaan anggaran di Dinas Tarukim dan Dinas PU Bina Marga Pemko Pematangsiantar. "Padahal proyek yang belum siap dikerjakan dan belum dikerjakan (fiktif), dibayar lunas oleh kuasa pengguna anggaran kepada rekanan yang mengerjakan,"ujarnya.

 

Padahal, sambung Pancasila, Perpres 54 tahun 2010 mengatakan, tidak dibenarkan dilakukan pembayaran proyek sebelum pekerjaan dinyatakan selesai 100 persen. Sementara yang terjadi di Pemko Siantar, puluhan proyek dibayar lunas, sedangkan pekerjaan belum selesai. "BPK sebagai lembaga yang berwenang melakukan audit, telah menemukan kerugian negara sekitar Rp2miliar terhadap pembayaran proyek fiktif. Itu artinya masyarakat telah dirugikan akibat tindakan itu. Kejaksaan lembaga yang berwenang harus menjalankan tugas dan fungsinya untuk melakukan penindakan,"katanya.

“Jangan menunggu, karena masyarakat akan marah dengan sikap yang dipertontonkan lembaga penegak hukum yang diam dengan persoalan tersebut. PPK, Pengawas, dan Kadis saat komisi III melakukan Sidak telah mengakui adanya manipulasi laporan pertanggungjawaban proyek yang belum selesai dinyatakan selesai. Proyek yang belum siap dikerjakan dibayar lunas. Itu artinya sudah ada pelanggaran pidana,"ujar Pancasila.

 

Terpisah, Penasehat LSM Penjara UJ DA Romumba Saragih mengatakan, penegakan hukum jangan tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Penegakan hukum jangan pandang bulu. "Kejaksaan harus berani bertindak. Seperti KPK, tidak memandang siapa yang tersangka, apakah itu ketua partai, apakah tersangkanya pejabat, apakah tersangkahnya orang dekat Presiden, semuanya ditindak tegas sepanjang terbukti melanggar hukum,"kata Romumba.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 

·         Kesimpulan

Kita sebagai Warga Negara Indonesia harus taat kepada Hukum, Harus ada keadilan dan kebijakan didalam hukum Indonesia ini. Jangan hanya hukum itu dilibatkan kepada rakyat bawah, seharusnya jabatan tinggi pun bisa merasakan sepantasnya hukum yang telah dilakukan.

·         SARAN

Ya menurut saya sih perlu keadilan, tegasan, dan kebijakan dalam tegakan hukum ini, kenapa? Dikaranakan yang jabatan tinggi punya uang banyak jadi  bisa suap-menyuap walapun dipenjara hidupnya enak, sedangkan rakyat kecil atau kurang mampu hanya bisa pasrah dengan keadaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

 

DAFTAR PUSTAKA



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Manusia dan Penderitaan


 

 

 

 

 

 

ILMU BUDAYA DASAR

 

Manusia dan Penderitaan




 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIej5_naFKHl3I8iZVEi5dJ8KqZiutr6xp7hqxGhyTRQNggShv5rGmOCYTaYE3WF9Fojw9oeztyBrsScCUcD5o_0FK7QxgQkqdZz7UyoxnF7E5xR2CBXRqGA3NNYBu-rFekSR2y4G6XXM/s1600/hvbhv.jpg

 

 

NURUL HIDAYAH

1EA30

15216620

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

 

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

  Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita, sedih, ataupun susah.

  Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita.

  Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa,  menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.

1.2.   Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

1.    Pengertian Penderitaan.

2.    Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya

3.    Siksaan.

4.    Kekalutan Mental Dalam Kehidupan Sehari-hari

5.    Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.

1.3.   Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.    Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.

2.    Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.

 

 

BAB II

 PEMBAHASAN

A.           Pengertian Penderitaan

   Penderitaan berasal  dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.

   Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

     Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.

    Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.

B.    Siksaan

   Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah.Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.

Siksaan Yang Sifatnya Psikis :

Kebimbangan.

memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.

Kesepian.

merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.

Ketakutan.

adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.

 

penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:

1.    Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.

2.    Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.

3.    Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.

4.    Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.

5.    Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

 

C.         Penderitaan dan Perjuangan

   Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.

   Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

  Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

D.        Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

   Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

   Orang yang merasa dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan  kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan  suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.

Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :

a) Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.

b) Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).

Terkadang kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa  dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.

E. Kekalutan Mental Dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Frustasi

Description: f46a8abe64f341d186e59f95b7633a515fdc6af4

Frustasi merupakan suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan. Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan.

2. Patah hati


Patah hati adalah suatu metafora umum yang digunakan untuk menjelaskansakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Patah hati biasanya dikaitkan dengan kehilangan seorang anggota keluarga atau pasangan hidup, meski kehilangan orang tua, anak, hewan peliharaan, orang yang dicintai atau teman dekat bisa “mematahkan hati seseorang”, dan sering dialami ketika sedih dan merasa kehilangan. Frasa ini mengarah pada sakit fisik yang dirasakan seseorang di dada sebagai dampak kehilangan tersebut, tetapi ada pula perpanjangannya yang meliputi trauma emosional ketika perasaan tersebut tidak dialami sebagai wujud sakit somatik. Meskipun “patah hati” biasanya tidak memberi kerusakan fisik apapun pada jantung, ada sebuah kondisi bernama “sindrom patah hati” atau kardiomiopati Takotsubo, yaitu ketika sebuah insiden traumatik mendorong otak untuk menyalurkan zat-zat kimia ke jaringan jantung yang melemah.

3. Trauma



Setiap orang pasti pernah punya pengalaman traumatis, seperti ditinggal oleh orang yang dicintai, menderita penyakit serius, perceraian, kecelakaan, pelecehan, dipermalukan, melihat kejadian mengerikan dan sebagainya.

Pada saat itu, kita mungkin akan merasa sangat gelisah atau mengalami “guncangan perasaan” yang membuat kita tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari. Tetapi biasanya guncangan perasaan itu akan berlalu, dan kehidupan menjadi lebih normal kembali.

Contoh kasus trauma yang hilang dengan sendirinya, misalnya Anda mengalami kecelakaan mobil. Mungkin Anda menjadi takut menyetir atau sangat berhati-hati saat menyetir. Namun setelah beberapa minggu berlalu, Anda sudah kebut-kebutan di jalan lagi. Inilah trauma sementara yang sering kita alami.

Namun bagi beberapa orang, “guncangan mental” itu tidak pernah berlalu. Selalu dihantui oleh perasaan mencekam dan hidup tidak pernah tenang, seolah kejadian traumatis terus menerus terjadi. Seseorang yang merasa seperti ini mungkin menderita Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau disebut oleh orang awam sebagai “trauma”, sebuah gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya tidak bisa merasakan kedamaian.

Pada hakekatnya semu rasa penderitaan, siksaan, kekalutan mental dengan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan, siksaan, ataupun kekalutan mental.

Semua hal itu dapat teratasi tergantung bagaiamana seseorang menyikapi hal tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yangdapat diambil dari penderitaan, siksaan, dan kekalutan mental. Tidak semua yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau sebagai media untukmenginstropeksi diri. Karena penderitaan, siksaan, dan kekalutan mental tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya.

Agar manusia tidak mengalami penderitaan, siksaan, dan kekalutan mental yang berat. untuk itu manusia harus bisa menjagasikap dan perilaku baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan YangMaha Esa. Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alamsekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

 

F.        Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi 2 bagian sebagai berikut :

Ø  Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise  merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.

Ø  Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.

Ø  Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

Ø  Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

 

Contoh Kasus

 

   Contoh nyata dalam lingkungan saya ketika seseorang mengalami siksaan dalam penderitaan seperti banyaknya kasus bunuh diri. Salah satunya adalah tetangga saya sendiri ia seorang pemuda memutuskan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, menurut cerita dari teman dan tetangga ia bukan hanya sekali mencoba bunuh diri yang pertama kali ia  bunuh diri dengan menyileti nadinya dengan tangan namun tak berhasil, yg kedua dengan gantung diri ini dia berhasil, penyebabnya adalah pergaulan lingkungan bermain dia yang keras, seperti memakai narkoba,ganja bermabuk2an dan lainlain, jika tidak ada barang konsumsiannya itu dia merasa depresi dan resah sperti orang kehilangan kesadaran, dan memukul-mukul dirinya sendiri, itu yang mneyebabkan berkali-kali ia mencoba bunuh diri.

  Ini adalah salah contoh dari penderitaan dan  siksaan secara fisik maupun batin yang menyebabkan korban menjadi depresi berat dan lemahnya mental sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri.